Tuesday, May 04, 2010

PARA SELEBRITIS, MENCARI KEKUASAAN

Mencobalah untuk membaca karya orang, memahaminya, menyimpulkan dan akhirnya menirunya

PARA SELEBRITIS MENCARI SEBUAH KEKUASAAN
Oleh Wiyono, S.Pd ( Guru PKn. SMPN 1 Enok)

Politik ditujukan untuk memperolah kekuasaan, bagi sebagian orang politik akan dapat mendatangkan keuntungan finansial, popularitas, gengsi, serta pujaan terhadap status. Politik akhir-akhir ini sungguh meng- Hipnotis orang untuk terjun di dalamnya. Tampaknya politik sekarang menjadi Trendsetter baru bagi selebritis / artis / aktor Indonesia untuk berebut dan bersaing di dalam panggung politik.

Panggung politik, menjadi panggung pendamping menyanyi, akting dan panggung gosip pernikahan bagi para artis / aktor. Tercatat banyak artis yang bisa cemerlang ( dalam Kontek bisa terpilih ) ada Rano karno, Dede yusuf, Nurul Arifin, Komar, Eko Patrio, dan lainnya di pentas Eksekutif dan Pentas Legislatif. Orang awam hanya bisa menilai bahwa kebanyakan mereka bisa terpilih karena memakai teori iklan, seperti yang mereka kuasai di dunia entertainmen yang tak asing bagi artis.

POLITIK BALON

Mungkin bagi Penulis dia menggunakan  Teori Balon (Buble Politik) meminjam istilah Budiman Sujatmika, M.Phil , Balon akan ditiupnya pelan – pelan agar penuh, pilih warna yang menarik tapi ingat jangan terlalu penuh nanti bisa meletus. Balon akan sangat menarik bagi anak-anak, remaja bahkan orang dewasa tapi hanya sebatas dilihat atau menjadi tontonan. Tontonan itu, itu kecenderungannya selalu dibuat – buat agar mempesona, tebar pesona menjadi andalannya.

Menjadi seorang Pemimpin harus memenuhi beberapa kriteria kepemimpinan yang baik. Kepemimpinan yang baik menurut Penulis adalah bisa menjadi contoh / Suri teladan bagi masyarakat, dan yang paling penting tack record di mayarakat tidak tercela dari sisi hukum dan agama. Bila tak ada ini, urungkan saja niat itu untuk menjadi Leader di masyarakat

PEMIMPIN YANG BERMORAL

Moralitas seorang pemimpin mutlak dipersyaratkan dalam setiap penentuan penyelenggaraan politik, jangan moral dijadikan barang tak bernilai. Sebagian beranggapan moral itu ukurannya tak jelas, sehingga moral tak penting. Jika ini yang terjadi gawat untuk perpolitikan Indonesia. Tentunya moral ukurannya tidak hanya bukti dan keputusan Pengadilan, tak penting, moral bisa kita lihat secara langsung dalam kehidupan sehari- hari apa yang dilakukan, tak usah menunggu keputusan Pengadilan. Bukti sudah ada, tinggal kita yang akan menentukan.

Moralitas bukanlah wacana yang harus masuk dalam perundang-undangan Negara. Cukuplah masyarakat yang menentukan dalam memilih pemimpinnya. Kalau baik pilih saja, kalau tidak tinggalkan saja kemudian jadikan tontonan politik yang jadi selebritis politik.

PEMIMPIN MASA DEPAN

Bagi bangsa Indonesia, Pemimpim masa depan Indonesia adalah mereka yang secara moral harus tidak cacat dari sisi moral agama dan hukum yang berlaku. Mampu memberikan kemajuan, lebih tegas, dan lebih merakyat. Bagi rakyat adalah kesejahteraan, pangan, sandang murah serta tercipta ketertiban dan keamanan. Satu hal yang paling penting. Jaminan HAM di bidang politik tetap ada pada setiap orang tak ada kecuali termasuk para selebritis panggung hiburan. Panggung politik nampaknya akan dijadikan panggung bertabur selebritis, modal popularitas modal utamanya. Tapi ingat yang menentukan pilihan rakyat, jangan pernah tergoda pilihan dengan politik uang dan politik aji mumpung. Kalu ini terjadi mundurlah kualitas kepemimpinan bangsa kita

0 komentar: