Saturday, March 31, 2012

Negara Terperangkap dalam Ketidakjujuran

Oleh :WIYONO, S.Pd
 wiyonospd-civiceducation.blogspot.com

Oleh : SILFIA HANANI
(Dosen Sosiologi Pascasarjana Universitas Andalas Padang)


Pramoedya Ananta Toer, dalam Tetralogi Jejak Lang­kah pada halaman awal sete­lah daftar isi menulis sebuah kalimat penuh harap dan sangat arif begini “sudah lama aku dengar dan aku baca ada suatu negeri di mana semua orang sama di depan hukum. Tidak seperti di Hindia ini”.

Kalimat itu, bermetamorfosis sampai saat sekarang, hingga belum juga melahirkan sebuah kejujuran dalam lintas kehi­dupan berbangsa dan berne­gara.

Negara masih diperang­kap oleh ketidakjujuran, hing­ga ketidakjujuran itu membuat bangsa ini, tidak sejahtera dibandingkan dengan negara-negara tetangganya. Pada hal, hutannya luas tapi dirampok oleh pemegang ketidakjujuran, sumber daya alam di perut buminya begitu kaya, tetapi dikuasai oleh pemegang keti­dak jujuran, begitulah sete­rusnya ketidak jujuran itu.

Ketidakjujuran itu merambah dan mengendemi kemana-mana.

Tidak saja di ruang penga­dilan, penjara dan sete­rusnya tetapi juga masuk ke dalam lembaga-lembaga ber­ke­­dau­latan. Di perguruan tinggi misalnya, merayap budaya ketidakjujuran berna­ma pla­giat, bernama joki, bernama beli skripsi, tesis dan disertasi atau sejenisnya.  Dimanakah kejujuran itu, tersuruk?

0 komentar: