Sunday, May 01, 2011

Sebuah Pemikiran Kepatutan di Dunia Maya

Mencobalah untuk membaca karya orang, memahaminya, menyimpulkan dan akhirnya menirunya

Oleh : Wiyono, S.Pd (Pengajar SMPN 1 Enok, SMA MANDIRI Sei Rukam) 

Dunia tulis menulis kembali merebak, mengikuti perkembangan tehnologi yang terus berkembang, seorang blogger lebih mudah berbagi terhadap apa yang akan dikaryakan untk perkembangan ilmu pengetahuan yang cocok tanpa harus melalui editorial oleh perusahaan penerbitan, Blogger dengan mudah menulis lepas, menerbitkan sendiri dengan gratis, walau gratis dengan harapan tulisannya dibaca banyak orang yang memiliki hobby membaca  artikel / opini dalam dunia internet.

Sudah berapa banyak tulisan yang
muncul di internet, pokoknya telah bejibun menghiasi dunia maya, ngeblog dijadikan ajang berbagi sebagian kalangan, berpromosi dan beropini ria , atau sekedar celoteh pribadi belaka. Mereka yang suka facebookan atau jejaring sosial lain ikut ramai dan menjadi hiruk pikuk dunia maya yang serba cepat dan tanpa batas. Dalam dunia tata tulis atau lebih keren dengan etika dunia menulis azas kepatutan dan kesopanan tetaplah selalu dijaga bagi siapa saja yang mencoba menuangkan pemikirannnya dalam dunia maya. Ukuran kesopanan ini sebenarnya indikasinya terletak pada pribadinya masing - masing, ya boleh dibilang subyektif lah sahabat.

Ekpresi kebebasan yang ada di dunia maya tetap mendasari pada nilai - nilai kebaikan bagi semua orang walau hanya sebuah karya kecil yang mungkin, bagi sebagian orang tak penting atau tak ada manfaat sama sekali. Inilah yang bisa kita harapkan dari hobby dan sharring di dunia maya. Kita lebih tertarik pada tulisan yang memberikan motivasi dan pencerahan pada diri kita, lebih meningkatkan profesionalitas pekerjaan kita masing - masing atau anggaplah sebagai mainan atau hiburan masa kini.

Nilai kepatutan inilah yang perlu kita jadikan sebuah pemikiran ekpresi kebebasan yang bertanggung jawab yang oleh Negara telah dijamin dalam peraturan hukum yang berlaku, seharusnyalah kita taat pada aturran kepatutan walau hakekatnya kemungkinan tidak mendapatkan sanksi atau hukuman. Ibarat barang yang banyak jenis yang semuannya menarik terpulang kembali kepada kita semua, untuk memilih dan mengikutinya.


0 komentar: