Friday, October 07, 2011

Menutup Situs Islam-Jihadi Adalah Kelakuan Kaum Antiislam

Oleh :WIYONO, S.Pd
wiyonospd-civiceducation.blogspot.com

JAKARTA (voa-islam.com) – Gagasan pemerintah untuk menutup situs-situs Islam yang mengajarkan jihad dengan dalih pemberantasan terorisme, dinilai sebagai tindakan yang mengada-ada dari kaum antiislam yang justru menambah masalah baru. Sebaiknya pemerintah fokus terhadap pemberantasan akar terorisme dan peledakan bom, bukan menutup situs-situs Islam yang tidak disukai.

Hal itu diungkapkan Pemimpin Redaksi Arrahmah.com, M Fachry,  menanggapi pernyataan BNPT yang meminta Kementerian  Komunikasi dan Informasi (Kominfo) untuk menutup situs-situs jihadis karena dianggap sebagai penyebar propaganda radikal.

Direktur Deradikalisasi BNPT, Prof Irfan Idris mengungkapkan, upaya deradikalisasi melalui media komunikasi internet sudah harus mendesak dilaksanakan. Karena menurutnya, masyarakat Indonesia semakin banyak yang mengakses internet dan semakin besar pula peluang menjadi radikal sepanjang masih ada situs yang mengarah pada radikal.

Irfan yang Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin ini mencontohkan, situs arrahmah.com yang memuat tulisan yang bernada radikal harus ditertibkan karena bisa menimbulkan pandangan yang berbeda.
“Banyak situs yang memprovokasi masyarakat tidak lagi mengedepankan sisi kemanusiaan. Situs ini sengaja menggiring pembacanya menjadi radikal,” ujarnya di Makassar, seperti dikutip okezone, Rabu (28/9/2011).

Menurut Fachry, maraknya situs jihadi itu bukan akar radikalisme dan terorisme. Karenanya, penutupan situs jihadi yang diusulkan BNPT itu sama sekali tidak akan menyelesaikan problem terorisme di Indonesia, hanya mempertontonkan kegagalan pemerintah dalam memahami problem terorisme.
...Bila pemerintah dengan gegabah menutup situs-situs jihadi yang dituding radikal, maka situs jihadi baru akan semakin marak...
“Itu menunjukkan kegagalan pemerintah dalam memahami akar permasalahan terorisme. Penutupan situs situs jihad dan situs situs Islam tidak akan melenyapkan apa yang mereka sebut sebagai terorisme, selama akar permasalahannya tidak dipecahkan,” jelas Fachry kepada voa-islam.com, Rabu malam (28/9/2011).

Fachry menambahkan, bila pemerintah dengan gegabah menutup situs-situs jihadi yang dituding radikal, maka situs jihadi baru akan semakin marak. Karena jihad dalam pandangan Islam adalah sebuah kewajiban. “Situs situs jihad dan situs Islam yang diblokir sudah pasti akan muncul kembali dengan nama atau format baru atau dengan media lain untuk melakukan tugas dan kewajiban mereka memberitakan jihad dan dunia Islam,” paparnya.

Fachry mengingatkan pemerintah, baik BNPT maupun Menkominfo, agar fokus terhadap penyelesaian akar terorisme dan peledakan bom. Penutupan situs-situs Islam dan situs jihadi, tambahnya, hanya membuang-buang energi yang justru menimbulkan masalah baru. “Yang perlu diperhatikan dan harus diselesaikan adalah akar permasalahan terorisme atau apa yang membuat adanya peledakan, bukan malah menutup situs-situs jihad atau situs Islam,” tegasnya.
....Penutupan situs jihadi membuktikan adanya islamophobia dari pemerintah, institusi semacam BNPT, atau oknum oknum yang merupakan musuh musuh Islam...
Masalah baru yang dimaksud Fachry adalah penolakan masyarakat terhadap pemerintah yang dinilai sebagai kaum islamophobia yang sangat takut dan antiislam. “Ini hanya akan menimbulkan masalah baru yakni semakin membuktikan adanya islamophobia dari pemerintah, institusi semacam BNPT, atau oknum oknum yang merupakan musuh musuh Islam semisal Ansyad Mbai,” pungkasnya. [taz]

0 komentar: