Jakarta (ANTARA News) - Penulis Ahmad Fuadi bisa disebut telah meraih semua keinginannya yang mungkin juga didamba banyak orang.

Bertualang ke penjuru dunia, menimba ilmu di berbagai universitas hebat di luar negeri, hingga menulis novel "Negeri 5 Menara" dan "Ranah 3 Warna" yang berbuah sukses luar biasa itu.

Kisah dalam novel inspiratif "Negeri 5 Menara" kemudian diangkat ke layar lebar dengan judul sama dan mendapat sambutan luar biasa pula dari publik. Ratusan ribu orang telah menonton film ini.

Kisah inspiratif para "sahibul menara" di Pondok Modern Gontor, Ponorogo, Jawa Timur itu masih terus disambut banyak orang hingga kini.

Ahmad tengah menyiapkan novel ketiga dari trilogi Negeri 5 Menara. Rencananya tahun ini juga diluncurkan. Namun dia belum menjudulinya. "Judulnya masih rahasia, yang jelas menggunakan unsur angka. Seperti novel pertama ada angka lima, novel kedua menggunakan angka tiga," katanya kepada antaranews.com beberapa waktu lalu.

Tidak hanya itu, kepada antaranews.com, Ahmad juga berbagi cerita mengenai impian besarnya, ilmu dan pengalamannya menulis novel.

Anda telah mewujudkan impian dan tujuan memberi sebanyak-banyaknya manfaat bagi orang lain. Sekarang apa lagi yang Anda ingin lakukan?
Sebenarnya sebelum menulis buku itu ada sebuah proses. Bahasa gaulnya "galau". Ketika itu 2007, saya menjadi direktur komunikasi pada sebuah NGO internasional yang bergerak di bidang konservasi.
Waktu itu saya berpikir bahwa apa yang pernah diinginkan sudah terkabul. Bahkan Allah memberi lebih. Ingin ke luar negeri dan ingin sekolah, eh ternyata diberi kesempatan sekolah di empat negara. Ingin pergi ke satu tempat, ternyata malah bisa bepergian ke berbagai negara dan mengunjungi ratusan kota di dunia. Jadi impian itu dimudahkan oleh Allah.
Terus saya pikir, so what?. Saya sudah mendapatkan semuanya tapi manfaatnya hanya untuk saya, padahal kami dulu di pesantren ditanamkan bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang bisa membawa manfaat buat orang lain. Itu ukuran kesuksesan pribadi.

Nah saya mulai berpikir, 'gila ya saya selama ini banyaknya taking (mengambil) bukan giving (memberi).' Nah waktu itu saya berpikir, bagaimana caranya lebih bermanfaat.
Lalu apa yang Anda lakukan?
Waktu itu saya berpikir, saya bisa nulis. Mungkin dengan menulis saya bisa memberi manfaat kepada orang lain. Pertanyaannya, nulis apa?

Saya ingin menulis sesuatu yang orang lain juga bisa merasakan manfaatnya, cerita yang mungkin bisa menginspirasi. Nah, dalam hidup saya yang paling menginspirasi adalah pengalaman hidup di Pondok Gontor. Karena itulah ditulis novel ini.

Soal impian, bagi saya buku ini (Negeri 5 Menara dan Ranah 3 Warna) adalah cara untuk meraih mimpi itu, juga film. Ibaratnya sebuah perjalanan yang panjang, buku ini adalah pemberhentian yang pertama, lalu film adalah pemberhentian yang kedua. Lalu terminalnya adalah Komunitas Menara.
Impian terbesar Ahmad sekarang adalah membesarkan Komunitas Menara sampai memberi manfaat kepada orang banyak.
Komunitas Menara sendiri adalah yayasan sosial yang bercita-cita memajukan pendidikan anak bangsa, khususnya yang kurang mampu. Bermottokan "Mari Ikhlas Berbagi", mula kegiatan komunitas ini adalah hal kecil-kecil untuk kemudian menjadi sebuah gerakan sosial yang luas bertumpukan dukungan relawan dan mereka yang tertarik membantu pendidikan Indonesia.
Di masa berikutnya, Ahmad ingin komunitasnya ini membangun 1.000 sekolah kecil untuk Pendidikan Anak Usia Dini yang kini baru satu dimilikinya.
Ia ingin sepuluh tahun dari sekarang Komunitas Menara bisa sebesar Dompet Duafa atau Sampoerna Foundation.  Tapi tak seperti Dompet Duafa, komunitasnya hanya mengelola donasi, tidak menerima zakat, sedangkan outputnya akan seperti Sampoerna Foundation di bidang pendidikan.

Novel-novel Anda sangat inspiratif, mengobarkan semangat "man jadda wa jada" dan "ma sabara zhafira" kepada pembacanya. Apa sih resepnya bisa menulis novel seindah situ? 
Menulis itu harus ada niat. Sebelum menulis perlu ada pencarian ke dalam diri. Why? Mengapa saya menulis? Pertanyaan ini penting. Kita akan cepat capek atau berhenti di tengah jalan karena tidak tahu alasan mengapa menulis.

Selanjutnya What? Mau nulis apa? Menulis itu adalah tentang sesuatu yang menarik kita, yang kita suka, yang kita nggak bosan mengomongkannya. Kalau kita nggak bosan membicarakannya, maka kita juga nggak bosan menuliskannya.

Selanjutnya adalah How? Jawabnya adalah riset.
Untuk Negeri 5 Menara saya melakukan banyak riset. How berikutnya adalah bagaimana metode penulisannya.  Saya baca banyak buku terutama buku-buku yang satu genre (tentang kehidupan asrama seperti novel yang akan ditulisnya, Negeri 5 Menara).'

Kemudian bagaimana menulis novelnya? Saya nggak tahu nulis novel, tahunya menulis berita. Istri saya lalu membelikan saya buku "how to write a novel". Dia bilang, "Coba kamu baca deh siapa tahu bisa membantu."

Terakhir, kapan menulisnya? Saya beruntung pernah menjadi wartawan yang pekerjaannya setiap hari menulis. Saya pakai energi itu untuk nulis setiap hari. Jadi setiap hari saya menulis satu jam hingga satu setengah jam. Saya menulis Negeri 5 Menara dan Ranah 3 Warna masing-masing selama 1,5 tahun.

Ada banyak orang yang ingin sesukses Anda dalam pendidikan dengan meraih beasiswa di beberapa universitas ternama luar negeri, bisakah Anda berbagi kiat dengan mereka?
Mulainya harus dari tekad yang besar, dan itu harus dikejar.

Ada dua hal yang menurut saya penting sekali. Pertama, harus yakin bahwa beasiswa itu banyak dan harus ada action untuk mendapatkannya.Beasiswa itu banyak, tinggal bagaimana kita dengan semangat Man Jadda wa Jada, berjuang untuk mendapatkannya.

Kedua, beasiswa itu tidak didesain buat orang yang pintar saja. Buktinya banyak orang pintar tidak dapat beasiswa. Jadi beasiswa itu diberikan kepada orang yang mau melebihkan usahanya. Nilai yang biasa saja bisa mendapat beasiswa kok. Dan beasiswa itu juga tidak selalu untuk yang memiliki nilai tinggi.

Kemudian beasiswa itu harus ada riset dan riset mencari beasiswa itu bisa memawakan waktu enam bulan.
Riset itu termasuk mencari yang cocok dan menyiapkan segala syarat. Jangan lupa, kita harus berfikir kalau kita mau sekolah tahun 2013, maka kita harus menyiapkannya dari sekarang.


Biodata Ahmad Fuadi
Lahir: Nagari Bayur, Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, 30 Desember 1972
PENDIDIKAN
•S-2, Royal Holloway, University of London, UK, MA in Media Arts, September 2005
•S-2, The George Washington University, Washington DC, MA in Media and Public Affairs, Mei 2001
•National University of Singapore, a semester study abroad, 1997
•S-1, Universitas Padjadjaran, Hubungan Internasional, September 1997
•International Educational Program, CWY, Canada, Montreal, Quebec,1995-1996
•Pondok Modern Darussalam, Gontor, Ponorogo, 1988-1992

BEASISWA
•The British Chevening Scholarship, Inggris, 2004-2005
•The Fulbright Scholarship, Amerika Serikat, 1999-2001
•CASE Media Fellowship, University of Maryland, College Park, 2002
•The Ford Foundation Award 1999-2000
•Columbian School of Arts and Sciences Award, The George Washington University, 2000-2001
•Indonesian Cultural Foundation Inc. Award, 2000-2001
•SIF-ASEAN Visiting Student Fellowship, National University of Singapore, 1997

PENGHARGAAN
•Liputan6 Award, Bidang Motivasi dan Edukasi, SCTV, 2011
•Long List-Khatulistiwa Literary Award, 2010
•Anugerah Pembaca Indonesia, Buku dan Penulis Terfavorit, 2010
•Buku Fiksi Terbaik 2011, Perpustakaan Nasional RI
•Penulis Terbaik 2011, IKAPI


BUKU
•Negeri 5 Menara. Gramedia Pustaka Utama, Juli 2009. Best seller nasional dengan dicetak samapi 200 ribu buku dalam 2 tahun. Menjadi rekor baru penerbit Gramedia untuk buku lokal dalam 37 tahun usia penerbit ini
•Ranah 3 Warna, sekuel trilogi Negeri 5 Menara. Gramedia Pustaka Utama, January 2011. Dicetak 4 kali dengan jumlah 70 ribu buku dalam 3 minggu
•Rindu Purnama, kontributor, Bentang, 2011
•Dari Datuk ke Sakura Emas, kumpulan cerpen, kontributor, Gramedia Pustaka Utama, 2011
•Kiat Berburu 8 Beasiswa Luar Negeri. Gramedia Pustaka Utama. (dalam proses)
•Menembus Batas, Man Jadda Wajada Series. Bentang. (dalam proses)
•Guru Inspiratif, Man Jadda Wajada Series. Bentang. (dalam proses)
•Komik Negeri 5 Menara. Gramedia Pustaka Utama. (dalam proses)


FILM
•Negeri 5 Menara. Diadaptasi dari novel dengan judul yang sama. KG Production dan Million Pictures, 2012
•My Willy and Me, film dokumenter, 2005