Friday, April 13, 2012

Benarkah Lembar Kerja Siswa (LKS) Membosankan ?

Oleh :WIYONO, S.Pd 
GURU SMP NEGERI 3 KEMPAS


 Di berbagai Sekolah, sering Kita jumpai penggunaan LKS (Lembar Kerja Siswa) menjadi primadona sebuah sekolah dalam menyambut Tahun ajaran baru, maupun ketika pergantian semester. Resikonya tentu saja memberikan tambahan beban / sejumlah uang recehan yang harus dibayarkan kepada sekolah. Hal ini sudah lazim sebagai bentuk sarana belajar yang paling minimum bagi para Siswa. LKS memberikan gambaran sedikit Materi Belajar dan sangat padat Latihan dan Penugasan. Sehingga dalam prakteknya, Guru harus memberikan akselerasi pada materi dan latihan yang ada di LKS.

LKS sebagai satu - satunya buku yang dimiliki siswa untuk sekolah - sekolah di pinggiran ataupun daerah - daerah terpencil di wilayah Tanah air. Dengan alasan harganya lebih terjangkau, dan memberikan kemudahan Bagi Guru untuk menyampaikan Materi Ajar. Tanpa LKS Guru dibuat sibuk dengan memberikan catatan kepada Siswa , sehingga waktu pembelajaran menjadi tidak efektif dan cenderung boros waktu. Ketuntasan belajar menjadi tantangan bagi Guru untuk mewujudkannya.

Guru Wajib Baca LKS

Membaca menjadi kegiatan harian Guru, yang wajib dilakukan setiap akan tampil di kelas, terlebih Guru Non EXACT yang notabene memberikan materi ajar verbal, sosial dan kepribadian yang terus mengalami perubahan dalam berbagai sisi keilmuannya. LKS selama ini hanya tinggal terima dan pesan penerbit tanpa melibatkan Guru - Guru setempat untuk memberikan sumbangan pemikiran materinya untuk diterbitkan, inilah yang terkadang faktor editing dan pengecekan menjadi mandul dalam penerbitan LKS. Pada kondisi lain diperparah dengan kompetensi Guru dan Fungsi MGMP yang tak mampu membuat LKS Sendiri. Namun hal ini tentu saja dilihat dimana Sekolah itu berada, karena faktor geografis sekolah juga sangat berpengaruh.

Penulis beberapa kali menemukan Materi ajar  dalam LKS yang bermasalah, tak sesuai dengan logika kebenaran yang berkembang saat ini. Pelatihan dan penugasan berupa soal - soal yang disajikan kembali terulang pada nomor soal berikutnya sehingga membuat problem bagi siswa, parahnya lagi menimbulkan penyakit Boring bagi Guru dan Siswa. Akibat hujan tugas dan latihan yang diberikan Guru pada waktu yang bersamaan. Penulis menyadari LKS memang diperlukan oleh Siswa sebagai bentuk dan pengganti buku catatan materi ajar yang betul betul efektif di sekolah.

Pengecekan LKS tentu harus dilakukan oleh Guru dengan pengabdian dan dedikasinya untuk memberikan variasi Latihan yang menyenangkan bagi siswa dan menggembirakan bagi Guru. LKS tak perlu dijadikan obyek bisnis tambahan, tetapi menjadikan sebagai wujud peningkatan kualitas pendidikan. Guru harus menghindari  profit oriented semata, yang merugikan dan mengorbankan pendidikan di masa depan. Bila ini dilakukan maka materi dalam LKS menjadi prasarat utama penggunaannya.

IDEALISME GURU

Pada akhirnya keberadaan LKS masih diperlukan oleh Guru dan sekolah, namun idealnya dibuat oleh Guru setempat, sekolah, sehingga materinya dan editingnya lebih terjamin. Mengingat kompetensi Guru di beberapa daerah sudah mampu membuatnya, kalau ada niat dan kemampuan pasti bisa. bila perlu menjadi ANGKA KREDIT GURU.

semoga.



0 komentar: