Mencobalah untuk membaca karya orang, memahaminya, menyimpulkan dan akhirnya menirunya
Aneh memang, dengan penguasaan teknologi informasi, apa pun yang kita lihat dan kita dengar seakan itulah kebenaran, karena memang dengan penguasaan teknologi informasi, fakta dan berita bisa diputar balikkan, kebenaran bisa disampaikan sebagai kebohongan sebaliknya kebohongan bisa disampaikan sebagai kebenaran. Tidakkah media Barat mempunyai prinsip bahwa tidak ada berita yang jujur atau berita yang bohong, namun yang ada adalah berita yang cerdas atau berita yang bodoh, berita yang cerdas adalah berita yang tidak terbongkar kebohongannya sedang berita yang bodoh adalah berita yang terbongkar kebohongannya. Seorang penulis/penyampai berita yang intelak memang harus mengerti bahwa salah satu tugasnya adalah menjadi unsur perantara yang baik kepada pembacanya sekaligus dapat menggiring menuju opini yang ia inginkan. Ia memindahkan ide-ide yang berat menjadi sebuah artikel yang menarik dengan metode yang mudah dan cepat dimerngerti sehingga dipercaya oleh pembaca bahwa artikelnya merupakan kebenaran meskipun sebenarnya suatu kebohongan.
Inilah kaum intelaktual yang tidak mempunyai aqidah atau mereka sengaja menjual aqidahnya kepada Kapitalis Barat demi uang dan kedudukan.
Begitu mengerikannya teknologi infromasi, karena ternyata dampak negatifnya jauh lebih dahsyat dari pada teknologi militer, karena kalau teknologi militer hanya bisa menghancurkan materi, maka teknologi informasi bisa menghancurkan moral dan aqidah, tergantung di tangan siapa teknologi informasi dikuasai.
Celakanya saat ini hampir semua teknologi, baik itu teknologi militer maupun teknologi informasi dikuasai oleh bangsa Barat/Amerika, sedangkan umat Islam sendiri hanya sebagai konsumen teknologi atau bahkan sebagai obyek dari teknologi. Lebih celaka lagi apabila ada lembaga/institusi berita yang menyampaikan berita/informasi meskipun itu suatu kebenaran namun tidak menguntungkan kepentingan Barat maka akan dibungkamlah lembaga/institusi tersebut dengan teknologi militernya, seperti halnya pengeboman kantor berita Al-Jazera oleh Amerika yang menayangkan berita apa adanya di Afganistan .
Maka tidaklah mengherankan apabila dengan penguasaan teknologi informasi, mereka bisa membuat kita (yang tidak beriman) menjadikan Barat sebagai Tuhannya dan iblis Bush serta setan Obama sebagai Nabinya, dan kenyataannya banyak saudara-saudara kita yang mengaku muslim mengidolakan mereka, dan menganggap semua yang dari Barat baik dan apa yang dikatakan Bush dan Obama adalah kebenaran, padahal mereka adalah setan-setan yang telah memporak porandakan Dunia Islam, mereka telah memborbardir Negara-negara Islam, mereka telah mengadu domba umat Islam, mereka telah menyebarkan berbagai fitnah terhadap umat Islam.
Jadi itulah yang dilakukan Barat terhadap Dunia Islam, menghancurkan Negaranya dengan teknologi militer dan menghancurkan moral/aqidahnya dengan teknologi informasi.
Diawal abad ke XXI ini paling tidak ada tiga agresi yang begitu arogan dan biadab yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan anteknya terhadap Negara yang mayoritasnya berpenduduk Islam, yang semuanya diawali dengan kebohongan yang kemudian dibentuk menjadi opini yang seakan suatu kebenaran selanjutnya disebarkan melalui media informasi dengan harapan opini yang dibuatnya benar-benar suatu kebenaran. Tujuan akhir dari semua ini adalah adanya dukungan dari masyarakat dunia termasuk dunia Islam itu sendiri agar agresi yang dilakukan Amerika Serikat terhadap Negara Islam tersebut diberi stempel halal.
Pada tahun 2001, Amerika dan anteknya memborbardir Negara Islam Afghanistan yang kaya minyak dan mineral lainnya dengan menjatuhkan ribuan ton bom dan bom-bom kimia, yang hingga saat ini masih terus berlanjut dan tidak ada yang tahu kapan kebiadaban tentara salibis tersebut berakhir, yang pasti akibat dari kebrutalan tentara iblis tersebut Negara yang tadinya damai menjadi hancur berantakan dan ratusan ribu rakyat tak berdosa meninggal dunia, dan masih ribuan lainnya cacat permanent akibat bom-bom kimia yang dijatuhkan tentara iblis tersebut.
Pada tahun 2003, Amerika dan anteknya kembali memborbardir Iraq dengan menjatuhkan ribuan ton bom dan bom-bom kimia ke Negara yang kaya minyak dan mayoritas penduduknya beragama Islam tersebut, akibatnya Negara yang banyak menyimpan kebesaran sejarah Islam tersebut hancur berantakan dan ratusan ribu rakyat tak berdosa terbunuh serta jutaan lagi rakyat tak berdosa cacat seumur hidup karena pengaruh bom kimia. Saat ini di tahun 2011, kembali Amerika dan anteknya memborbadir Libya yang kaya minyak dan mayoritas penduduknya mayoritas beragama Islam.
Pertanyaannya, apa sebenarnya latar belakang, apa alasan dan bagaimana cara Amerika bisa memuluskan niat jahatnya tersebut dan tentunya yang tidak kalah penting adalah mengapa masyarakat dunia mau mendukungnya, baik secara materi maupun secara moril.
Latar Belakang
Sudah menjadi sunatullah bahwa semua Negara yang mayoritas penduduknya beragama islam dijamin pasti oleh Allah diberi kekayaan alam yang luar biasa, baik kekayaan tambang, kekayaan hutan, kekayaan laut dan lain sebagainya.
Sifat serakah, serta iri dan dengki adalah sifat yang dimiliki oleh Yahudi, khususnya terhadap umat islam yang memang oleh Allah diberi kelebihan dengan kekayaan alam tersebut. Kaum elit Yahudi pada saat ini menguasai semua pos-pos vital dan strategis di Amerika Serikat, jadi sebenarnya Amerika juga Yahudi dan Yahudi ( Israel ) adalah juga Amerika, bahkan soal urusan perang, Amerika sengaja memfungsikan Israel sebagai pelatuk senjata Amerika, makanya apapun yang dilakukan Israel maka Amerika Serikat pasti akan mendukungnya.
Pilar utama berdiri tegaknya Amerika Serikat adalah industri senjata, keuangan dan minyak
Industri senjata hanya mungkin bisa berkembang dan laku dijual kalau ada perang, maka jangan heran jika ada Negara yang hidup tentram damai, Amerika serikat selalu gelisah sehingga berusaha untuk selalu menciptakan ketidak stabilan di Negara tersebut
Dalam sejarah berdirinya Negara Amerikapun tidak pernah lepas dari peperangan dan penjajahan, termasuk pengusiran dan pembantaian penduduk asli Amerika sendiri
Sekutu / antek Amerika yang sangat setia adalah Negara-negara barat yang ternyata juga ada sejarah panjang mempunyai dendam kesumat terhadap Islam yaitu dalam perang salib, dan negara-negara pendukung setia Amerika tersebut diantaranya Inggris, Perncis dan Itali.
Berbicara masalah minyak, memang saat ini minyak masih merupakan kebutuhan yang sangat vital untuk mendukung berjalannya industri, sedangkan Amerika sendiri adalah Negara industri, celakanya kebutuhan minyak untuk menopang kelancaran Industrinya, Amerika masih tergantung kepada Negara lain, sehingga mau tidak mau berusaha menguasai minyak dunia dengan cara apapun, termasuk mengadakan agresi ke Negara yang kaya minyak tersebut, kecuali Negara tersebut memang masih dengan sukarela mau bekerja sama dengan Amerika tentu dengan catatan menguntungkan Amerika.
Jadi minimal ada dua hal yang melatar belakangi penyerbuan Amerika ke Negara-negara mayoritas penduduknya Islam, yaitu adanya balas dendam dan pengusaan sumber alam diantaranya minyak.
Apa alasan yang dipakai Amerika?
Penyerbuan ke Afghanistan
Sebagaimana kita semua tahu bahwa alasan Amerika menyerbu Afghanistan, karena Mullah Muhhamad Umar Prasiden Republik Islam Afghanistan tidak mau menyerahkan Usamah bin Ladin yang dituduh Amerika Serikat sebagai dalang penghancuran WTC dan Pentagon.
Padahal ditinjau dari segi apapun Usamah dengan Al-qaedahnya tidak ada kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang memerlukan keahlian sempurna, disiplin yang tinggi, pengorganisasian yang rapi, dan logistic yang handal, bahkan tidak satupun Negara di dunia ini bisa melakukan hal tersebut dan semua itu hanya bisa dilakukan oleh elit-elit Amerika sendiri (Baca : Peristiwa 11 September 2001)
Opini yang dibangun melalui media-media barat (CNN, Fox dll) untuk menggiring masyarakat dunia bahwa dalang dibalaik penyerangan WTC dan Pentagon adalah Usamah ternyata sangat jitu, termasuk Negara-negara islam sendiri banyak yang percaya
Padahal alasan sebenarnya adalah karena Republik Islam Afghanistan dalam menjalankan pemerintahannya menerapkan syari’at Islam tidak menggunakan Demokrasi iblis, alasan ini sangat jelas sebagaimana diawal penyerbuannya ke Afghanistan iblish Bush secara terang-terangan mengatakan perang salib crusade).
Yang kedua jelas Amerika mengerti bahwa Afghanistan mempunyai kekayaan alam yang luar biasa, disamping minyak masih ada kekayaan mineral lainnya, namun tentunya ekploatasi sumber daya alam tersebut hanya bisa dilakukan jika Negara tersebut sepenuhnya sudah bisa dikuasai.
Yang ketiga Afghanistan adalah Negara yang sangat strategis, baik sebagai batas dengan Rusia maupun jembatan untuk bisa menguasai seluruh Negara Asia.
Penyerbuan ke Iraq
Alasan penyerbuan ke Iraq adalah karena Iraq mempunyai senjata pemusnah ( Nuklir ) padahal komisi pengawas atom secara tegas mengatakan tidak ada senjata pemusnah ( Nuklir ) di Iraq. Jadi jelas alas an ini adalah akal-akalan iblis Bush dan opini yang dibangun melalui media bahwa Iraq mempunyai senjata Nuklir dan Sadam Husien merupakan penguasa yang ootoriter, rakus dan kejam dipercaya Dunia. Opini yang di bangun Amerika bahwa Iraq mempunyai senjata nuklir sebenarnya kurang berhasil, namun karena ditambah suguhan berita-berita bahwa Sadam Husien merupakan penguasa yang otoriter, rakus dan kejam haus darah dan Sadam juga bukan seorang Islam sejati tapi berfaham sosialis, bahkan merupakan ancaman bagi Negara tetangganya khususnya Kuwait dan Arab Saudi, maka akhirnya sebagian besar masyarakat dunia mendukung juga termasuk Negara-negara islam sendiri, khususnya yang berdekatan dengan Iraq
Penyerbuan ke Libya
Demi menyelamatkan warga Benghazi yang anti Qaddafi dari serangan brutalnya yang telah menewaskan 6.000 orang lebih, itu alasan para tentara iblis pimpinan Amerika, yang terdiri dari Inggris, Perancis, Italia, Kanada dll.
Jadi opini yang dibentuk melalui media, baik melalui media cetak maupun media televisi, tak ketinggalan pula beberapa televisi di Indonesia yang memang sudah dikuasai kaum kapitalis adalah bahwa Kadafi adalah Pemimpin yang korup dan kejam terhadap rakyatnya, untuk menumpas demonstran Kadafi mengerahkan semua kekuatan militernya sehingga jatuh korban ribuan manusia
Ternyata opini yang dibentuk Amerika ini juga berhasil, bahkan ada beberapa tokoh Islam yang juga menguatkan opini tersebut, padahal saya yakin mereka itu buta sama sekali tentang Libya.
Sebenarnya kebenaran berita yang disebarkan oleh Amerika melalui media tersebut bila kita agak cerdas sedikit saja tentu tidak akan percaya, dari media manapun, termasuk media kafir sekalipun, kita tidak pernah melihat gambar mayat bergelimpangan dijalan, di rumah sakit atau dimanapun, padahal kalau benar 6.000 orang itu cukup banyak, yang pasti berita sampai pada kita hanya berita dari mulut bukan dari fakta dilapangan.
Dari segi ekonomi rakyatnya, Libya termasuk Negara yang rakyatnya makmur, amat jauh dari kemiskinan tidak seperti Mesir dan Tunesia yang penguasanya kaya raya tapi rakyatnya sangat miskin, bahkan angka kemiskinan sangat tinggi, sehingga tidak heran jika hingga saat ini sebagian rakyat Libya masih sangat mendukung Kadafi.
Begitu juga berita yang mengatakan anak-anak Kadafi selalu ikut campur urusan Negara dan ikut campur menentukan disepakatinya kontrak dengan imbalan harus menyetor berapa persen, ternyata juga dibantah oleh Setiawan Djodi yang sudah menjalin kerjasama dengan Libya, bahkan dengan tegas Setiawan Djodi mengatakan tidak ada sama sekali keluarga Kadafi yang terlibat dalam urusan kerjasama dengan asing termasuk dirinya..
Bagaimana cara Amerika
Dari uraian tersebut diatas sudah sangat jelas peran media informasi sangatlah dominan, karena media adalah pembuat opini yang sangat jitu, apalagi hampir semua media sekarang sudah dikuasai kaum yahudi, salibis dan kapitalis, tentunya termasuk juga yang di Indonesia.
Sebagaimana sudah dijelaskan diawal bahwa dengan penguasaan teknologi informasi, apapun yang kita lihat dan kita dengar seakan itulah kebenaran, karena memang dengan penguasaan teknologi informasi, fakta dan berita bisa diputar balikkan, kebenaran bisa disampaikan sebagai kebohongan sebaliknya kebohongan bisa disampaikan sebagai kebenaran.
Apalagi media Barat mempunyai prinsip bahwa tidak ada berita yang jujur atau berita yang bohong, namun yang ada adalah berita yang cerdas atau berita yang bodoh, berita yang cerdas adalah berita yang tidak terbongkar kebohongannya sedang berita yang bodoh adalah berita yang terbongkar kebohongannya.
Disamping dikuasainya teknologi dan media informasi yang bisa memutar balikkan berita dan fakta ternyata tidak sedikit pula para tokoh, bahkan yang katanya ulama dengan rayuan gombalnya mau dengan sukarela menjadi antek dan jongos Amerika untuk menjual akidahnya dengan imbalan Dunia dengan memberi stempel halal atas segala kebiadaban yang dilakukan Amerika tersebut.
Dengan demikian maka bukanlah hal yang mengherankan jika pada akhirnya dengan penguasaan teknologi dan media informasi, Amerika serikat dan antek-anteknya bisa membangun opini apa saja yang dia inginkan untuk menghalalkan segala cara yang dia lakukan.
Tujuan akhir Amerika
Tujuan akhir Amerika dan anteknya adalah menghancurkan Negara-negara islam yang tidak patuh dan tunduk padanya untuk menerapkan sistem “ Demokrasi Iblis “ dan menyerahkan sumber daya alamnya, baik dengan sukarela maupun terpaksa.
Jika dengan penguasaan teknologi dan media informasi-nya Amerika sudah bisa melampiaskan nafsunya agar Negara-negara islam dengan sukarela maupun terpaksa mau menerapkan system “Demokrasi Iblis“ dalam bernegara, serta mau menyerahkan sumber daya alam kepadanya, maka cukup amanlah Negara tersebut dari serangan militernya.
Sebaliknya jika Negara-negara islam tersebut tidak mau melayani nafsu bejatnya tersebut maka teknologi militerlah yang akan bicara, sebagaimana yang bisa kita saksikan sekarang ini… Iraq, Afghanistan, Palestina, dan sekarang Libya.
Anehnya semua kebiadan yang dilakukan oleh para iblis pimpinan Amerika serikat tersebut hanya sedikit tokoh Islam yang mengecamnya bahkan sebagian besar justru meng-amien– i, saya tidak tahu mereka yang bermakmum tersebut memang mata hatinya sudah beku, atau kareana takut, atau karena fulus, hanya mereka yang tahu, tapi yang jelas jika demikian maka mereka sama-sama iblisnya.
Allah mengingatkan melalui Firmannya dalam Al-qur’an surat Al- Maidah ayat 51, yang artinya :
“ Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memilih orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpinmu, sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barang siapa diantara kamu memilih mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim”.
Penulis: R Mintardjo Wardhani
Teknologi Informasi Dapat Menghancurkan Moral & Aqidah
Jum'at, 25 Maret 2011 | 06:27 WIB
SIAPA YANG MENGUASAI TEKNOLOGI DIALAH YANG MENGUASAI DUNIA
Sudah menjadi kenyataan bahwa di era global saat ini dimana Dunia seakan tiada sekat dan pembatas, siapa yang menguasai teknologi, khususnya teknologi informasi maka dialah yang menguasai dunia, bukan hanya dunia saja yang bisa dikuasai dengan teknologi informasi, bahkan hati manusia pun bisa dikuasai.
Teknologi informasi sepintas memang tidak menakutkan sebagaimana teknologi militer, namun kadang justru sebaliknya, informasi yang telah diolah sedemikian rupa dapat menjadi hiburan yang menyenangkan sehingga para penikmat (pemirsa, pendengar dan pembaca) tidak sadar bahwa dia telah dibawa menuju kesesatan.Aneh memang, dengan penguasaan teknologi informasi, apa pun yang kita lihat dan kita dengar seakan itulah kebenaran, karena memang dengan penguasaan teknologi informasi, fakta dan berita bisa diputar balikkan, kebenaran bisa disampaikan sebagai kebohongan sebaliknya kebohongan bisa disampaikan sebagai kebenaran. Tidakkah media Barat mempunyai prinsip bahwa tidak ada berita yang jujur atau berita yang bohong, namun yang ada adalah berita yang cerdas atau berita yang bodoh, berita yang cerdas adalah berita yang tidak terbongkar kebohongannya sedang berita yang bodoh adalah berita yang terbongkar kebohongannya. Seorang penulis/penyampai berita yang intelak memang harus mengerti bahwa salah satu tugasnya adalah menjadi unsur perantara yang baik kepada pembacanya sekaligus dapat menggiring menuju opini yang ia inginkan. Ia memindahkan ide-ide yang berat menjadi sebuah artikel yang menarik dengan metode yang mudah dan cepat dimerngerti sehingga dipercaya oleh pembaca bahwa artikelnya merupakan kebenaran meskipun sebenarnya suatu kebohongan.
Inilah kaum intelaktual yang tidak mempunyai aqidah atau mereka sengaja menjual aqidahnya kepada Kapitalis Barat demi uang dan kedudukan.
Begitu mengerikannya teknologi infromasi, karena ternyata dampak negatifnya jauh lebih dahsyat dari pada teknologi militer, karena kalau teknologi militer hanya bisa menghancurkan materi, maka teknologi informasi bisa menghancurkan moral dan aqidah, tergantung di tangan siapa teknologi informasi dikuasai.
Celakanya saat ini hampir semua teknologi, baik itu teknologi militer maupun teknologi informasi dikuasai oleh bangsa Barat/Amerika, sedangkan umat Islam sendiri hanya sebagai konsumen teknologi atau bahkan sebagai obyek dari teknologi. Lebih celaka lagi apabila ada lembaga/institusi berita yang menyampaikan berita/informasi meskipun itu suatu kebenaran namun tidak menguntungkan kepentingan Barat maka akan dibungkamlah lembaga/institusi tersebut dengan teknologi militernya, seperti halnya pengeboman kantor berita Al-Jazera oleh Amerika yang menayangkan berita apa adanya di Afganistan .
Maka tidaklah mengherankan apabila dengan penguasaan teknologi informasi, mereka bisa membuat kita (yang tidak beriman) menjadikan Barat sebagai Tuhannya dan iblis Bush serta setan Obama sebagai Nabinya, dan kenyataannya banyak saudara-saudara kita yang mengaku muslim mengidolakan mereka, dan menganggap semua yang dari Barat baik dan apa yang dikatakan Bush dan Obama adalah kebenaran, padahal mereka adalah setan-setan yang telah memporak porandakan Dunia Islam, mereka telah memborbardir Negara-negara Islam, mereka telah mengadu domba umat Islam, mereka telah menyebarkan berbagai fitnah terhadap umat Islam.
Jadi itulah yang dilakukan Barat terhadap Dunia Islam, menghancurkan Negaranya dengan teknologi militer dan menghancurkan moral/aqidahnya dengan teknologi informasi.
Diawal abad ke XXI ini paling tidak ada tiga agresi yang begitu arogan dan biadab yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan anteknya terhadap Negara yang mayoritasnya berpenduduk Islam, yang semuanya diawali dengan kebohongan yang kemudian dibentuk menjadi opini yang seakan suatu kebenaran selanjutnya disebarkan melalui media informasi dengan harapan opini yang dibuatnya benar-benar suatu kebenaran. Tujuan akhir dari semua ini adalah adanya dukungan dari masyarakat dunia termasuk dunia Islam itu sendiri agar agresi yang dilakukan Amerika Serikat terhadap Negara Islam tersebut diberi stempel halal.
Pada tahun 2001, Amerika dan anteknya memborbardir Negara Islam Afghanistan yang kaya minyak dan mineral lainnya dengan menjatuhkan ribuan ton bom dan bom-bom kimia, yang hingga saat ini masih terus berlanjut dan tidak ada yang tahu kapan kebiadaban tentara salibis tersebut berakhir, yang pasti akibat dari kebrutalan tentara iblis tersebut Negara yang tadinya damai menjadi hancur berantakan dan ratusan ribu rakyat tak berdosa meninggal dunia, dan masih ribuan lainnya cacat permanent akibat bom-bom kimia yang dijatuhkan tentara iblis tersebut.
Pada tahun 2003, Amerika dan anteknya kembali memborbardir Iraq dengan menjatuhkan ribuan ton bom dan bom-bom kimia ke Negara yang kaya minyak dan mayoritas penduduknya beragama Islam tersebut, akibatnya Negara yang banyak menyimpan kebesaran sejarah Islam tersebut hancur berantakan dan ratusan ribu rakyat tak berdosa terbunuh serta jutaan lagi rakyat tak berdosa cacat seumur hidup karena pengaruh bom kimia. Saat ini di tahun 2011, kembali Amerika dan anteknya memborbadir Libya yang kaya minyak dan mayoritas penduduknya mayoritas beragama Islam.
Pertanyaannya, apa sebenarnya latar belakang, apa alasan dan bagaimana cara Amerika bisa memuluskan niat jahatnya tersebut dan tentunya yang tidak kalah penting adalah mengapa masyarakat dunia mau mendukungnya, baik secara materi maupun secara moril.
Latar Belakang
Sudah menjadi sunatullah bahwa semua Negara yang mayoritas penduduknya beragama islam dijamin pasti oleh Allah diberi kekayaan alam yang luar biasa, baik kekayaan tambang, kekayaan hutan, kekayaan laut dan lain sebagainya.
Sifat serakah, serta iri dan dengki adalah sifat yang dimiliki oleh Yahudi, khususnya terhadap umat islam yang memang oleh Allah diberi kelebihan dengan kekayaan alam tersebut. Kaum elit Yahudi pada saat ini menguasai semua pos-pos vital dan strategis di Amerika Serikat, jadi sebenarnya Amerika juga Yahudi dan Yahudi ( Israel ) adalah juga Amerika, bahkan soal urusan perang, Amerika sengaja memfungsikan Israel sebagai pelatuk senjata Amerika, makanya apapun yang dilakukan Israel maka Amerika Serikat pasti akan mendukungnya.
Pilar utama berdiri tegaknya Amerika Serikat adalah industri senjata, keuangan dan minyak
Industri senjata hanya mungkin bisa berkembang dan laku dijual kalau ada perang, maka jangan heran jika ada Negara yang hidup tentram damai, Amerika serikat selalu gelisah sehingga berusaha untuk selalu menciptakan ketidak stabilan di Negara tersebut
Dalam sejarah berdirinya Negara Amerikapun tidak pernah lepas dari peperangan dan penjajahan, termasuk pengusiran dan pembantaian penduduk asli Amerika sendiri
Sekutu / antek Amerika yang sangat setia adalah Negara-negara barat yang ternyata juga ada sejarah panjang mempunyai dendam kesumat terhadap Islam yaitu dalam perang salib, dan negara-negara pendukung setia Amerika tersebut diantaranya Inggris, Perncis dan Itali.
Berbicara masalah minyak, memang saat ini minyak masih merupakan kebutuhan yang sangat vital untuk mendukung berjalannya industri, sedangkan Amerika sendiri adalah Negara industri, celakanya kebutuhan minyak untuk menopang kelancaran Industrinya, Amerika masih tergantung kepada Negara lain, sehingga mau tidak mau berusaha menguasai minyak dunia dengan cara apapun, termasuk mengadakan agresi ke Negara yang kaya minyak tersebut, kecuali Negara tersebut memang masih dengan sukarela mau bekerja sama dengan Amerika tentu dengan catatan menguntungkan Amerika.
Jadi minimal ada dua hal yang melatar belakangi penyerbuan Amerika ke Negara-negara mayoritas penduduknya Islam, yaitu adanya balas dendam dan pengusaan sumber alam diantaranya minyak.
Apa alasan yang dipakai Amerika?
Penyerbuan ke Afghanistan
Sebagaimana kita semua tahu bahwa alasan Amerika menyerbu Afghanistan, karena Mullah Muhhamad Umar Prasiden Republik Islam Afghanistan tidak mau menyerahkan Usamah bin Ladin yang dituduh Amerika Serikat sebagai dalang penghancuran WTC dan Pentagon.
Padahal ditinjau dari segi apapun Usamah dengan Al-qaedahnya tidak ada kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang memerlukan keahlian sempurna, disiplin yang tinggi, pengorganisasian yang rapi, dan logistic yang handal, bahkan tidak satupun Negara di dunia ini bisa melakukan hal tersebut dan semua itu hanya bisa dilakukan oleh elit-elit Amerika sendiri (Baca : Peristiwa 11 September 2001)
Opini yang dibangun melalui media-media barat (CNN, Fox dll) untuk menggiring masyarakat dunia bahwa dalang dibalaik penyerangan WTC dan Pentagon adalah Usamah ternyata sangat jitu, termasuk Negara-negara islam sendiri banyak yang percaya
Padahal alasan sebenarnya adalah karena Republik Islam Afghanistan dalam menjalankan pemerintahannya menerapkan syari’at Islam tidak menggunakan Demokrasi iblis, alasan ini sangat jelas sebagaimana diawal penyerbuannya ke Afghanistan iblish Bush secara terang-terangan mengatakan perang salib crusade).
Yang kedua jelas Amerika mengerti bahwa Afghanistan mempunyai kekayaan alam yang luar biasa, disamping minyak masih ada kekayaan mineral lainnya, namun tentunya ekploatasi sumber daya alam tersebut hanya bisa dilakukan jika Negara tersebut sepenuhnya sudah bisa dikuasai.
Yang ketiga Afghanistan adalah Negara yang sangat strategis, baik sebagai batas dengan Rusia maupun jembatan untuk bisa menguasai seluruh Negara Asia.
Penyerbuan ke Iraq
Alasan penyerbuan ke Iraq adalah karena Iraq mempunyai senjata pemusnah ( Nuklir ) padahal komisi pengawas atom secara tegas mengatakan tidak ada senjata pemusnah ( Nuklir ) di Iraq. Jadi jelas alas an ini adalah akal-akalan iblis Bush dan opini yang dibangun melalui media bahwa Iraq mempunyai senjata Nuklir dan Sadam Husien merupakan penguasa yang ootoriter, rakus dan kejam dipercaya Dunia. Opini yang di bangun Amerika bahwa Iraq mempunyai senjata nuklir sebenarnya kurang berhasil, namun karena ditambah suguhan berita-berita bahwa Sadam Husien merupakan penguasa yang otoriter, rakus dan kejam haus darah dan Sadam juga bukan seorang Islam sejati tapi berfaham sosialis, bahkan merupakan ancaman bagi Negara tetangganya khususnya Kuwait dan Arab Saudi, maka akhirnya sebagian besar masyarakat dunia mendukung juga termasuk Negara-negara islam sendiri, khususnya yang berdekatan dengan Iraq
Penyerbuan ke Libya
Demi menyelamatkan warga Benghazi yang anti Qaddafi dari serangan brutalnya yang telah menewaskan 6.000 orang lebih, itu alasan para tentara iblis pimpinan Amerika, yang terdiri dari Inggris, Perancis, Italia, Kanada dll.
Jadi opini yang dibentuk melalui media, baik melalui media cetak maupun media televisi, tak ketinggalan pula beberapa televisi di Indonesia yang memang sudah dikuasai kaum kapitalis adalah bahwa Kadafi adalah Pemimpin yang korup dan kejam terhadap rakyatnya, untuk menumpas demonstran Kadafi mengerahkan semua kekuatan militernya sehingga jatuh korban ribuan manusia
Ternyata opini yang dibentuk Amerika ini juga berhasil, bahkan ada beberapa tokoh Islam yang juga menguatkan opini tersebut, padahal saya yakin mereka itu buta sama sekali tentang Libya.
Sebenarnya kebenaran berita yang disebarkan oleh Amerika melalui media tersebut bila kita agak cerdas sedikit saja tentu tidak akan percaya, dari media manapun, termasuk media kafir sekalipun, kita tidak pernah melihat gambar mayat bergelimpangan dijalan, di rumah sakit atau dimanapun, padahal kalau benar 6.000 orang itu cukup banyak, yang pasti berita sampai pada kita hanya berita dari mulut bukan dari fakta dilapangan.
Dari segi ekonomi rakyatnya, Libya termasuk Negara yang rakyatnya makmur, amat jauh dari kemiskinan tidak seperti Mesir dan Tunesia yang penguasanya kaya raya tapi rakyatnya sangat miskin, bahkan angka kemiskinan sangat tinggi, sehingga tidak heran jika hingga saat ini sebagian rakyat Libya masih sangat mendukung Kadafi.
Begitu juga berita yang mengatakan anak-anak Kadafi selalu ikut campur urusan Negara dan ikut campur menentukan disepakatinya kontrak dengan imbalan harus menyetor berapa persen, ternyata juga dibantah oleh Setiawan Djodi yang sudah menjalin kerjasama dengan Libya, bahkan dengan tegas Setiawan Djodi mengatakan tidak ada sama sekali keluarga Kadafi yang terlibat dalam urusan kerjasama dengan asing termasuk dirinya..
Bagaimana cara Amerika
Dari uraian tersebut diatas sudah sangat jelas peran media informasi sangatlah dominan, karena media adalah pembuat opini yang sangat jitu, apalagi hampir semua media sekarang sudah dikuasai kaum yahudi, salibis dan kapitalis, tentunya termasuk juga yang di Indonesia.
Sebagaimana sudah dijelaskan diawal bahwa dengan penguasaan teknologi informasi, apapun yang kita lihat dan kita dengar seakan itulah kebenaran, karena memang dengan penguasaan teknologi informasi, fakta dan berita bisa diputar balikkan, kebenaran bisa disampaikan sebagai kebohongan sebaliknya kebohongan bisa disampaikan sebagai kebenaran.
Apalagi media Barat mempunyai prinsip bahwa tidak ada berita yang jujur atau berita yang bohong, namun yang ada adalah berita yang cerdas atau berita yang bodoh, berita yang cerdas adalah berita yang tidak terbongkar kebohongannya sedang berita yang bodoh adalah berita yang terbongkar kebohongannya.
Disamping dikuasainya teknologi dan media informasi yang bisa memutar balikkan berita dan fakta ternyata tidak sedikit pula para tokoh, bahkan yang katanya ulama dengan rayuan gombalnya mau dengan sukarela menjadi antek dan jongos Amerika untuk menjual akidahnya dengan imbalan Dunia dengan memberi stempel halal atas segala kebiadaban yang dilakukan Amerika tersebut.
Dengan demikian maka bukanlah hal yang mengherankan jika pada akhirnya dengan penguasaan teknologi dan media informasi, Amerika serikat dan antek-anteknya bisa membangun opini apa saja yang dia inginkan untuk menghalalkan segala cara yang dia lakukan.
Tujuan akhir Amerika
Tujuan akhir Amerika dan anteknya adalah menghancurkan Negara-negara islam yang tidak patuh dan tunduk padanya untuk menerapkan sistem “ Demokrasi Iblis “ dan menyerahkan sumber daya alamnya, baik dengan sukarela maupun terpaksa.
Jika dengan penguasaan teknologi dan media informasi-nya Amerika sudah bisa melampiaskan nafsunya agar Negara-negara islam dengan sukarela maupun terpaksa mau menerapkan system “Demokrasi Iblis“ dalam bernegara, serta mau menyerahkan sumber daya alam kepadanya, maka cukup amanlah Negara tersebut dari serangan militernya.
Sebaliknya jika Negara-negara islam tersebut tidak mau melayani nafsu bejatnya tersebut maka teknologi militerlah yang akan bicara, sebagaimana yang bisa kita saksikan sekarang ini… Iraq, Afghanistan, Palestina, dan sekarang Libya.
Anehnya semua kebiadan yang dilakukan oleh para iblis pimpinan Amerika serikat tersebut hanya sedikit tokoh Islam yang mengecamnya bahkan sebagian besar justru meng-amien– i, saya tidak tahu mereka yang bermakmum tersebut memang mata hatinya sudah beku, atau kareana takut, atau karena fulus, hanya mereka yang tahu, tapi yang jelas jika demikian maka mereka sama-sama iblisnya.
Allah mengingatkan melalui Firmannya dalam Al-qur’an surat Al- Maidah ayat 51, yang artinya :
“ Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memilih orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpinmu, sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barang siapa diantara kamu memilih mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim”.
Penulis: R Mintardjo Wardhani
0 komentar:
Post a Comment