Oleh :WIYONO, S.Pd
wiyonospd-civiceducation.blogspot.comProfesi Guru saat ini menjadi bagian kehidupan yang mulai dilirik orang disaat semakin sulitnya memperoleh pekerjaan dan persaingan kerja yang semakin tinggi. Dulu profesi ini dianggap sebagai profesi lapis kedua yang tak memiliki gengsi, identik gaji kecil dan serba sederhana dan keluguan dengan Tas lusuh di badan. Dibanding profesi lainnya semisal dokter, pengacara, konsultan atau kontraktor dianggap lebih mentereng atau kinclong di mata Para Generasi Muda pencari kerja.
Seiring dengan perhatian pemerintah terhadap profesi Guru, lambat laun berjalannya waktu pencari kerja di luar Sarjana Pendidikan berkeinginan untuk menekuni profesi ini sebagai masa depan kehidupannya. Minat pencari kerja untuk menjadi Guru semakin bertambah dengan motivasi yang beragam. Pertumbuhan minat ini diharapkan mampu mengubah paradigma baru Guru menuju profesionalitas dalam mengajar untuk menciptakan generasi baru yang tangguh dan berilmu pengetahuan dengan kecerdasan spiritual yang melekat dalam kesehariannya.
Sebagai Agent of change, profesi ini sarat dengan Nilai kepribadian (karakter) yang harus menyatu dalam kehidupan keseharian yang menjadi filter kebudayaan global bebas, dan mempesona bagi setiap generasi muda yang notabene anak sekolahan. Anak sekolah perlu dikuatkan kembali dengan tauladan dari seorang Guru, untuk mengenal kembali prinsip dasar kehidupan manusia yang menjadi bekal untuk menjadi sumber inspirasi di dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan tehnologi.
Anak didik lebih mudah mencontoh dari seorang Guru, karena mereka menganggap Guru lebih tahu segalanya dan lebih berpengalaman dalam menjalani tantangan kehidupan. Anggapan ini tak seratus persen benar, namun mengandung harapan sebuah ketulusan seorang anak didik pada Gurunya.
Dalam perkembangan Globalisasi Profesi Guru juga semakin lebih fleksibel, dan harus mampu berkolaborasi dengan profesi lain sehingga menghasilkan lulusan yang kompetitif di tingkat nasional dan internasional. Sehingga stigma Guru yang selalu ketinggalan kereta, mulai terbantahkan. Profesi Guru tak selamanya bisa diukur hanya dengan rupiah semata, dibalik sebuah profesi menyimpan berita kepuasan dan kebahagiaan tersendiri.
Seiring dengan perhatian pemerintah terhadap profesi Guru, lambat laun berjalannya waktu pencari kerja di luar Sarjana Pendidikan berkeinginan untuk menekuni profesi ini sebagai masa depan kehidupannya. Minat pencari kerja untuk menjadi Guru semakin bertambah dengan motivasi yang beragam. Pertumbuhan minat ini diharapkan mampu mengubah paradigma baru Guru menuju profesionalitas dalam mengajar untuk menciptakan generasi baru yang tangguh dan berilmu pengetahuan dengan kecerdasan spiritual yang melekat dalam kesehariannya.
Sebagai Agent of change, profesi ini sarat dengan Nilai kepribadian (karakter) yang harus menyatu dalam kehidupan keseharian yang menjadi filter kebudayaan global bebas, dan mempesona bagi setiap generasi muda yang notabene anak sekolahan. Anak sekolah perlu dikuatkan kembali dengan tauladan dari seorang Guru, untuk mengenal kembali prinsip dasar kehidupan manusia yang menjadi bekal untuk menjadi sumber inspirasi di dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan tehnologi.
Anak didik lebih mudah mencontoh dari seorang Guru, karena mereka menganggap Guru lebih tahu segalanya dan lebih berpengalaman dalam menjalani tantangan kehidupan. Anggapan ini tak seratus persen benar, namun mengandung harapan sebuah ketulusan seorang anak didik pada Gurunya.
Dengan kata lain Predikat Guru jujur menjadi bagian syarat mutlak profesi ini untuk mengubah kehidupan. Guru jujur dan tulus dalam mengajar akan memberi sumbangan terbesar dalam meningkatkan profesionalitasnya. Disamping beberapa kompetensi yang dipersyaratkan oleh UU Guru dan Dosen.
Dalam perkembangan Globalisasi Profesi Guru juga semakin lebih fleksibel, dan harus mampu berkolaborasi dengan profesi lain sehingga menghasilkan lulusan yang kompetitif di tingkat nasional dan internasional. Sehingga stigma Guru yang selalu ketinggalan kereta, mulai terbantahkan. Profesi Guru tak selamanya bisa diukur hanya dengan rupiah semata, dibalik sebuah profesi menyimpan berita kepuasan dan kebahagiaan tersendiri.
0 komentar:
Post a Comment